[Tugas B.Indo] Hikayat Seorang Kakek dan Seekor Ular

04/12/13

Nama Kelompok :
·        Rahmah Mutiara
·        Builda Abi A
·        Intan Raissa

Hikayat Seorang Kakek dan Seekor Ular

Pada zaman dahulu, tersebutlah ada seorang kakek yang cukup disegani. Ia dikenal takut kepada Allah, gandrung pada kebenaran, beribadah wajib setiap waktu, menjaga shalat lima waktu dan selalu mengusahakan membaca Al-Qur’an pagi dan petang. Selain dikenal alim dan taat, ia juga terknal berotot kuat dan berotak encer. Ia punya banyak hal yang menyebabkan tetap mapu menjaga potensi itu.

Suatu hari, ia sedang duduk di tempat kerjanya sumbari menghisap rokok dengan nikmatnya (sesuai kebiasaan masa itu). Tangan kanannya memegang tasbih yang senantiasa berputar setiap waktu di tangannya. Tiba-tiba seekor ular besar menghampirinya dengan tergopoh-gopoh. Rupanya, ular itu sedang mencoba menghindar dari kejaran seorang laki-lakai yang (kemudian datang menyusulnya) membawa tongkat.
“Kek,” panggil ualr itu benar-benar memelas, “kakek kan terkenal suka menolong, tolonglah saya, selamatkanlah saya agar tidak dibunuh oleh laki-laki yang sedang menngjar saya itu. Ia pasti membunuh saya begitu berhasil menangkap saya. tentunya kamu baik sekali jika mau membuka mulut lebar-lebar supaya saya dapat bersembunyi di dalamnya. Demi Allah dan demi ayah kakek, saya mohon, kabulkanlah permintaan saya ini.”
“Ulangi sumpahmu sekali lagi,” pinta si kaek. “Takutnya, setelah mulutku kubukan kamu masuk ke dalamnya dan selamat, budi baikku kamu balas dengan keculasan. Setelah selamat, jangan-jangan kamu malah mencelaki saya.”
Ular mengucapkan sumpah atas nama Allah bahwa ia takkan melakukan itu sekali lagi. Usai ular mengucapkan sumaphnya, kakek pun membuka mulutnya sekira-kiranya dapat untuk ular itu masuk.
Sejurus kemudian, datanglah seorang pria dengan tongkat di tangan. Ia menanyakan keberadaan ular yang hendak dibunuhnya itu. Kakek mengaku bahwa ia tak melihat ular yang ditanyakannya dan tak tahu di mana ular itu berada. Tak berhasil menemukan apa yang dicarinya pria itu pun pergi.
Setelah pria itu pergi berada agak jauh, kakek lalu berbicara kepada ular “Kini, kamu aman. Keluarlah dari mulutku, agar aku dapat pergi sekarang.”
Ular itu hanya menyembulkan kepalanya sedikit, lalu berujar “Hmm, kamu mengira sudah mengenali lingkunganmu dengan baik, bisa membedakan mana orang jahat dan mana orang baik, mana yang berbahaya bagimu dan mana yang berguna. Padahal, kamu tak tahu apa-apa. Kamu bahkan tak bisa membedakan antara makhluk hidup dan benda mati.”
“Buktinya kamu membiarkan saja musuhmu masuk ke mulutmu, padahal semua orang tahu bahwa ia ingin membunuhmu setiap ada kesempatan. Sekarang kuberi kamu dua pilihan, terserah kamu memilih yang mana; mau kumakan hatimu atau kumakan jantungmu? Kedua-duanya sama-sama membuatmu sekarat.” Kontan ular itu mengancam.
“La haula wa la quwwata illa billahi al’aliyyi al-‘azhim [tiada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi dan Agung] (ungakapan geram), bukankah aku telah menyelamatkanmu, tetapi sekarang aku pula yang hendak kau bunuh? Terserah kepada Allah Yang Esa sajalah. Dia cukup bagiku, sebagai penolong terbaik.” Sejurus kemudian kakek itu tampaknya terpaku, shok dengan kejadian yang tak pernah ia duga sebelumnya, perbuatan baiknya berbuah penyesalan.
Kakek itu akhirnya bersuara, “Sebejat apapun kamu, tentu kamu belum lupa pada sambutanku yang bersahabat. Sebelum kamu benar-benar membunuhku, izinkan aku pergi ke suatu tempat yang lapang. Di sana ada sebatang pohon tempatku biasa berteduh. Aku ingin mati di sana supaya jauh dari keluargaku.”
Ular mengabulkan permintaannya. Namun, di dalam hatinya, orang tua itu berharap, “Oh, andai Tuhan mengirim orang pandai yang dapat mengeluarkan ular jahat ini dan menyelamatkanku.”
Setelah sampai dan bernaung di bawah pohon yang dituju, ia berujar pada sang ular. “Sekarang, silahkan lakukanlah keinginanmu. Laksanakanlah rencanamu. Bunuhlah aku seperti yang kamu inginkan.”
Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang mengalun merdu tertuju padanya:
“Wahai kakek yang baik budi, penyantun dan pemurah. Wahai orang yang baik rekam jejaknya, ketulusan dan niat hatimu yang suci telah menyebabkan musuhmu dapat masuk ke dalam tubuhmu, sedangkan kamu tak punya cara untuk mengeluarkannya kembali. Cobalah engkau pandang pohon ini. Ambil daunnya beberapa lembar lalu makan. Moga Allah senantiasa membantumu.”
Anjuran itu kemudian ia amalkan dengan baik sehingga ketika keluar dari mulutnya ular itu telah menjadi bangkai. Maka bebad dan selamatlah kakek itu dari bahaya musuh yang mengancam hidupnya. Kakek itu girang bukan main sehingga berujar “Suara siapakah yang tadi saya dengar sehingga saya dapat selamat?”
Suara itu menyahut bahwa dia adalah seorang penolong bagi setiap pelaku kebajiakn dan berhati mulia. Suara itu berujar, “Saya tahu kamu dizalimi, maka atas izin Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri (Allah) saya datang menyelamatkanmu.”
Kakek bersujud seketika, tanda syukurnya kepada Tuhan yang telah memberi pertolongan dengan mengirimkan seorang juru penyelamat untuknya.


  1.     Terjemahan

Pada zaman dahulu, terdapat ada seorang kakek yang cukup dihormati. Ia dikenal takut kepada Allah, tegila-gila pada kebenaran, beribadah setiap waktu, menjaga shalat lima waktu dan selalu mengusahakan membaca Al-Qur’an pagi dan sore. Selain dikenal alim dan taat, ia juga terknal kuat dan pintar. Ia punya banyak hal agar tetap mapu menjaga potensi itu.
Suatu hari, ia sedang duduk di tempat kerjanya sambil merokok dengan nikmatnya (sesuai kebiasaan masa itu). Tangan kanannya memegang tasbih yang selalu berputar setiap waktu di tangannya. Tiba-tiba seekor ular besar menghampirinya dengan tergesa-gesa. Ternyata, ular itu sedang mencoba menghindari kejaran seorang laki-lakai yang (kemudian menyusulnya) membawa tongkat.
“Kek,” panggil ualr itu malang, “kakek kan terkenal suka menolong, tolonglah saya, selamatkanlah saya agar tidak dibunuh oleh laki-laki yang sedang menngjar saya itu. Ia pasti membunuh saya jika berhasil menangkap saya. tentunya kamu baik sekali jika mau membuka mulutmu agar saya dapat bersembunyi di dalamnya. Demi Allah dan demi ayah kakek, saya mohon, kabulkanlah permintaan saya.”
“Ulangi sumpahmu sekali lagi,” pinta si kakek. “Takutnya, setelah aku membuka mulut, kamu masuk ke dalamnya dan selamat, kebaikanku kamu balas dengan kecurangan. Setelah selamat, jangan-jangan kamu justru mencelaki saya.”
Ular mengucapkan sumpah atas nama Allah bahwa ia takkan melakukan itu. Usai ular mengucapkan sumaphnya, kakek pun membuka mulutnya sekira-kiranya dapat untuk ular itu masuk.
Sesaat kemudian, datanglah seorang laki-laki dengan tongkat di tangan. Ia menanyakan keberadaan ular yang hendak dibunuhnya itu. Kakek mengaku bahwa ia tak melihat ular yang ditanyakannya. Tak berhasil menemukan apa yang dicarinya pria itu pun pergi.
Setelah pria itu pergi berjalan agak jauh, kakek berbicara kepada ular “Sekarang, kamu aman. Keluarlah dari mulutku, agar aku dapat pergi sekarang.”
Ular itu hanya mengeluarkan kepalanya sedikit, lalu berujar “Hmm, kamu mengira sudah mengenali lingkunmu dengan baik, bisa membedakan mana orang jahat dan mana orang baik, mana yang berbahaya bagimu dan mana yang berguna. Padahal, kamu tak tahu apa-apa. Kamu bahkan tak bisa membedakan antara makhluk hidup dan benda mati.”
“Buktinya kamu membiarkan saja musuhmu masuk ke mulutmu, padahal semua orang tahu bahwa ia ingin membunuhmu setiap ada kesempatan. Sekarang kuberi kamu dua pilihan; mau kumakan hatimu atau kumakan jantungmu? Kedua-duanya sama-sama membuatmu sekarat.” Tiba-tiba ular itu mengancam.
“La haula wa la quwwata illa billahi al’aliyyi al-‘azhim [tiada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi dan Agung] (ungakapan geram), bukankah aku telah menyelamatkanmu, tetapi sekarang aku juga yang akan kau bunuh? Terserah kepada Allah Yang Esa saja. Dia cukup bagiku, sebagai penolong terbaik.” Sesaat kemudian kakek itu tampak terdiam, terkejut dengan kejadian yang tak pernah ia sangka sebelumnya, perbuatan baiknya berbuah penyesalan.
Kakek itu akhirnya berbicara, “Sejahat apapun kamu, tentu kamu belum lupa pada sambutanku yang bersahabat. Sebelum kamu benar-benar membunuhku, izinkan aku pergi ke suatu tempat yang luas. Di sana ada sebatang pohon tempatku biasa berteduh. Aku ingin mati di sana supaya jauh dari keluargaku.”
Ular mengabulkan permintaannya. Namun, di dalam hatinya, kakek itu berharap, “Oh, andai Tuhan mengirimkan orang pandai yang dapat mengeluarkan ular jahat ini dan menyelamatkanku.” Setelah sampai dan bernaung di bawah pohon, ia berkata pada ular. “Sekarang, silahkan lakukanlah keinginanmu. Laksanakanlah rencanamu. Bunuh aku seperti yang kau inginkan.”
Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang terdengar merdu kepadanya: “Wahai kakek yang baik budi, penyantun dan pemurah. Wahai orang yang baik merekam jejaknya, ketulusan dan niat hatimu yang suci telah menyebabkan musuhmu dapat masuk ke dalam tubuhmu, sedangkan kamu tak punya cara untuk mengeluarkannya kembali. Cobalah engkau pandang pohon ini. Ambil daunnya beberapa lembar lalu makan. Semoga Allah senantiasa membantumu.”
Anjuran itu kemudian ia lakukan dengan baik sehingga ketika keluar dari mulutnya ular itu telah menjadi bangkai. Maka bebas dan selamatlah kakek itu dari bahaya musuh yang mengancam hidupnya. Kakek itu girang bukan main sehingga berkata “Suara siapakah yang tadi saya dengar sehingga saya dapat selamat?”
Suara itu menyahut bahwa dia adalah seorang penolong bagi orang yang berbuat kebajiakan dan berhati mulia. Suara itu berujar, “Saya tahu kamu dizalimi, maka atas izin Allah saya datang menyelamatkanmu.” Kakek bersujud sesaat, tanda syukurnya kepada Tuhan yang telah memberi pertolongan dengan mengirimkan seorang penyelamat untuknya.

  2.     Unsur Intrinsik
Tema                           : Balasan amal baik
Aalur                           : Maju
Tokoh dan sifat           :
-          Kakek                          : Taat beragama, baik hati, suka menolong, pintar, dan kuat.
-          Seekor Ular                 : Pembohong, suka berbuat curang, jahat.
-          Seorang Pemuda         : Jahat.
Latar                            :
-          Waktu : Suatu hari
-          Temtat : Tenpat kerja sang Kakek, suatu tempat yang lapang dan dibawah pohon.
Amanat                       : Selalu berbuat baiklah kepada setiap makhluk ciptaan-Nya maka kita akan mendapat kebaikan juga dan serahkan setiap masalah kepada-Nya maka kita akan mendapatkan jalan keluar dari masalah tersebut

  3.     Kata-Kata yang Unik

Tersebutlah                  : Terdapat
Disegani                      : Ditakuti
Gandrung                    : Tergila-gila
 Petang                                    : Sore
Beotot kuat                 : Kuat
Berotak encer              : Pintar
Sumbari                       : Sambil
Senantiasa                   : Selalu
Tergopoh-gopoh          : Tergesa-gesa
Rupanya                      : Ternyata
Memelas                      : Malang
Budi baik                    : Kebaikkan
Keculasan                    : Kecurangan
Sejurus kemudian        : Sesaat kemudian
Kini                             : Sekarang
Menyembulkan           : Mengeluarkan
Kontan                                    : Tiba-tiba
Pula                             : Juga
Hendak                       : Akan
Terpaku                       : Terdiam
Shok                            : Terkejut
Duga                           : Sangka
Bersuara                      : Berbicara
Sebejat                                    : Sejahat
Berujar                                    : Berkata
Mengalun                    : Terdengar
Tertuju                         : Kepada
Amalkan                      : Lakukan
Setiap pelaku               : Orang
Seketika                      : Sesaat

  4.     Kesamaan Dengan Kehidupan

Terdapat seorang yang alim, taat beragama namun sering dizalimi oleh orang yang jahat.
Terdapat orang yang menyerahkan segala sesuatunya kepada sang pencipta.

Adanya kepercayaan terhadap suara suara ghaib.

4 opini:

Unknown mengatakan...

tolong dipaparkan karakteristiknya

nada blogger mengatakan...

Tolong dong carikan ada tidak sih yang mustahil dari cerita tersebut

Unknown mengatakan...

Majas nya mna?

Unknown mengatakan...

Tolong carikan katanya mustahilnya

Posting Komentar