[Tugas B.Indo] Cerita Rakyat - Anastasya Priscilla R

24/11/13

Batu Menangis

Cerita Rakyat Daerah Kalimantan


            Dahulu kala, hidup seorang janda tua bersama putrinya yang cantik jelita. Suaminya sudah lama meninggal dunia. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, janda tua ini bercocok tanam di sawah dan ladang. Sedangkan, anaknya adalah seorang anak yang pemalas. Ia tidak pernah membantu ibunya. Setiap hari, ia hanya bersolek dan berjalan-jalan di sekitar rumahnya agar setiap orang mengagumi kecantikannya. Semua keinginannya pun harus dikabulkan. Setiap kali dirinya disuruh membantu pekerjaan di sawah dan ladang oleh ibunya, ia selalu menolak.

            Pada suatu hari, Darmi ikut pergi ke pasar untuk membeli sesuatu di pasar. Di tengah perjalanan, Darmi merasa malu berjalan bersama dengan ibunya. Dia pun menyuruh ibunya untuk berjalan di belakangnya. Sang ibu hanya menuruti perkataan anaknya. Setiap kali ada orang bertanya kepada Darmi, siapakah orang di belakangnya. Dia selalu menjawab dengan nada sinis  bahwa itu adalah pembantunya. Sang ibu yang mendengarkan perkataan anaknya, sedih sekali hatinya. Dia tidak menyangka anaknya berkata seperti itu. Bergitulah yang terjadi terus-menerus setiap bertemu dnegan orang lain.

            Pada suatu ketika, di tengah perjalanan Darmi bertemu dengan seorang pemuda yang sangat tampan. Pemuda itu pun bertanya kepada Darmi, “Wahai gadis cantik, siapakah orang tua yang ada di belakangmu?”. Darmi pun menjawab, “Oh, dia itu adalah pembantuku!”. Ibunya hanya terdiam mendengar perkataan anaknya. Tiba-tiba sang ibu berhenti, lalu duduk di pinggir jalan. Kemudian, dia membentak ibunya. Akan tetapi, ibunya hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan anaknya. Kemudian, mulut ibunya berkata sesuatu dengan menengadahkan kedua tangannya. Darmi semakin marah melihat ibunya. Akan tetapi, sang ibu tetap berdoa memohon agar Tuhan menghukum anaknya yang durhaka itu. “Ya, Tuhan! Hamba memohon ampun kepadaMu. Hamba sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini. Berikanlah hukuman yang setimpal kepadanya!” ucap sang ibu. Tak lama kemudian, langit menjadi mendung. Lalu hujan turun dengan sangat deras disertai petir yang menggelegar. Tiba-tiba, secara perlahan kaki Darmi berubah menjadi batu. Darmi sangat kaget dan menjadi panic. “Apa yang terjadi dengan kakiku, ibu tolong aku! Tolong aku, ibu!” ucap Darmi sambil berteriak. “Maafkan aku, bu! Aku tidak akan mengulanginya lagi” seru Darmi semakin panik. Namun, ibunya tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Darmi tidak dapat menghindar dari hukuman yang diterimanya. Perlahan-lahan, seluruh tubuh Darmi berubah menjadi batu. Darmi terus berteriak meminta pertolongan ibunya. Darmi hanya bisa menangis menyesali perbuatannya. Ibunya sangat bersedih melihat yang terjadi kepada anaknya. Sebelum kepala anaknya berubah menjadi batu, sang ibu masih melihat air menetes dari kedua anaknya. Semua orang yang lewat ikut menyaksikan peristiwa itu. Perlahan langit pun menjadi cerah seluruh tubuh Darmi telah menjelma menjadi batu. Batu itu kemudian mereka letakan di pinggir jalan. Batu itu diberi nama “Batu Menangis”. Sampai saat ini, batu menangis itu masih tetap dipelihara dengan baik.


1.     Hal-hal yang menarik  :

·        Manusia bisa berubah menjadi batu
·        Batu bisa menangis
·        Manusia bisa mengutuk orang lain

2.     Amanat cerita :

·        Janganlah menjadi anak yang durhaka
·        Hargailah orangtuamu
·        Kecantikan bukanlah segalanya
·        Sebagai seorang anak haruslah membantu orangtuanya

3.     Perbandingan dengan cerita rakyat yang mirip : Malin Kundang

Batu Menangis
Malin Kundang
Peran utamanya adalah perempuan, Damar
Peran utamanya adalah laki-laki, Malin Kundang
Dia tidak pernah mau menolong ibunya, malas-malasan dirumah dan yang dipikirkan hanya kecantikannya
Awalnya, dia selalu menolong ibunya, bekerja keras mencari pekerjaan
Tidak mengakui orangtuanya didepan orang lain
Tidak mengakui orangtuanya setelah dia menikah
Setelah dikutuk menjadi batu, batunya dapat menangis.
Setelah dikutuk menjadi batu, batunya tidak menangis
Batunya masih ada
Batunya tidak diketahui keberadaannya


4.     Perbandingan dengan kehidupan sehar-hari :

·        Seorang anak harus membantu kedua orangtuanya
·        Banyak anak yang membuang orangtuanya karena tidak bisa menghargai kekurangan yang dimiliki orangtuanya.
·        Banyak orang yang sombong karena kecantikan yang dia miliki

0 opini:

Posting Komentar