Nama : Riana Poetry Permana
Kelas
: X CI 2
Bahasa
Indonesia ‘Cerita Rakyat’
Cerita
Legenda Batu Menangis
Cerita Rakyat Kalimantan
Disebuah
bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin
dan seorang anak gadisnya.
Anak
gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang
amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan
pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain
pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus
dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa
memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang
mencari sesuap nasi.
Pada
suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak
pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup
melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang
bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi
kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang
dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak
seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan
anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa,
orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan
anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah
gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu,
sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu,
seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis
cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia
adalah pembantuku!"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan.
Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis
itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu
itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan
mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakku!"
Begitulah
setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan
perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau
budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya
yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah
berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati,
akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan
hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba
sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan
tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki.
Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis
memohon ampun kepada ibunya.
"Oh, Ibu.. ibu.. ampunilah saya,
ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu... ampunilah anakmu.."
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi,
semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi
batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya
masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang
berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut " Batu
Menangis ".
Ø Hal Menarik
Yang
membuat cerita ini menarik adalah pada paragraf terakhir yang menggambarkan
seorang gadis dikutuk menjadi batu saat sedang menitikkan air mata dan menjadi
batu menangis.
Ø Amanat
Cerita
‘Batu Menangis’ mengandung amanat bahwa kita tidak boleh durhaka terhadap orang
tua. Kita harus memperlakukan orang tua dengan baik dan sopan, membantu
meringankan bebannya, dan jangan lah malas dan manja menjadi anak.
Ø Cerita yg mirip atau serupa
Malin
Kundang
Ø Membandingkan dengan kehidupan sehari-hari
Jika
dibandingkan dengan kehidupa sehari-hari. Cerita ini tidak realistis Karena
tidak ada dan tidak pernah terjadi bahwa manusia dapat dikutuk menjadi batu.
0 opini:
Posting Komentar